...sugeng rawuh/welcome/selamat datang...

masuki duniaku untuk sedikit melihat dan membaca pikiran, opini, ide, dan imajinasiku lewat kata-kata sederhana

Minggu, 03 Januari 2010

Horor 1st January 2010

Hari pertama di tahun 2010, jam 3.30 pagi, lokasi: beberapa kilometer sebelum pintu tol Cibitung.
Bus Damri yang tengah berjalan pelan ke arah Jakarta dijalur cepat, dihajar dari belakang oleh bus Dedy Jaya. Kerasnya benturan membuat Damri terpental ke rerumputan di median jalan, sementara bus penabrak, yang sudah kehilangan kokpitnya, seluruh kaca depan hingga pintu pengemudi, melaju tak terkendali ke arah kiri menempel ke bus Sumber Alam yang ada di jalur paling kiri.
Seorang pria di bus Sumber Alam yang tengah tertidur mendadak bangun demi mendengar jeritan penumpang lainnya. Ia, yang kebetulan duduk di baris sisi sebelah kanan, melihat keluar dan segera menyadari apa yang sedang terjadi.
Dalam gelapnya malam, ia hanya bisa melihat bahwa sang pengemudi bus penabrak, masih duduk di kursinya tak menunjukkan gerakan apapun. Hanya nampak si kernet yang berusaha mengambil alih kemudi untuk menghentikan busnya. Ia tak mengerti, apakah sopir itu juga tengah berusaha untuk mengendalikan bus, atau hanya diam saja karena memang sudah tidak bisa bergerak lagi. Ia tak bisa melihat dengan jelas karena situasi didalam bus itu sangat gelap.
Bus masih terseret beberapa puluh meter sambil terus melaju. Nampaknya stir sudah sulit untuk diarahkan ke kanan, terus menerus membuang ke kiri. Sopir bus yang ditumpangi pria itu tak memiliki banyak pilihan untuk keluar dari situasi ini. Ia berada di jalur paling kiri, tentunya tidak mungkin ia membanting kemudinya ke kiri untuk melepaskan diri dari bus penabrak, karena hanya akan membuat keadaan lebih buruk lagi akan terjadi. Sehingga akhirnya ia memutuskan cara lain. Ia menghentikan laju busnya, sambil berharap akan bisa melepaskan diri.
Bus dengan cepat berkurang kecepatannya. Tetapi bus lawan masih melaju. Pria itu hanya bisa terdiam, ketika efek dari pengereman busnya itu membuat spion depan bus penabrak itu sekarang hanya tinggal beberapa centimeter saja dari wajahnya, hanya terpisahkan oleh kaca jendela saja yang sewaktu-waktu bisa pecah oleh benturan. Ia sudah membayangkan kemungkinan apa yang akan dialaminya. Ia mencoba berpikir dengan cepat, akankah ia akan mudah dikenali kalau terjadi hal yang paling buruk menimpanya. Akankah keluarganya dengan cepat akan datang mengambilnya?
Namun ternyata segalanya berjalan sesuai dengan harapan. Bus bisa terlepas. Dan entah kenapa, bus yang sedari tadi menempelnya itu bisa diarahkan ke kanan sedikit. Pengemudi bus segera menekan pedal gas dalam-dalam dan meninggalkan tempat itu.
Tak ada suara penumpang yang terdengar sedikitpun setelah itu. Setidaknya selama beberapa saat. Semua menyadari bahwa mereka hampir saja celaka. Namun tidak ada yang terluka sedikitpun didalam bus.
Beberapa kilometer kemudian bus berhenti. Semua menenangkan dirinya. Pria itu hanya bisa membayangkan wajah istrinya yang pasti saat ini sedang tidur. Tak mampu berkata lain selain bersyukur ia masih memiliki kesempatan untuk melihatnya. Masih memiliki kesempatan untuk berkumpul bersama. Menantinya kembali dari liburan tahun baru di negeri jiran sana.
Sampai saat ini pria tersebut masih terbayang-bayang sopir bus penabrak itu. Apa yang sebenarnya terjadi dengannya. Benarkah ia sedang berusaha menghentikan laju busnya itu? Kenapa ia kelihatannya sama sekali tidak bergerak?

Guess who's the man inside the bus.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar