...sugeng rawuh/welcome/selamat datang...

masuki duniaku untuk sedikit melihat dan membaca pikiran, opini, ide, dan imajinasiku lewat kata-kata sederhana

Minggu, 29 November 2009

Belajarlah untuk bisa memelihara

Tadi pagi setelah nganter mom-in-law ke Gambir, saya naik busway ke pulogadung. Hmmpph....cukup kaget dengan kondisi didalamnya, terutama setelah membandingkannya dengan situasi saat pertama kali launching dulu. Waktu koridor I (Blok M-Kota) jalan, suasananya enak. Busnya harum, karena ada pengharum ruangan. Bersih dan mengkilap banget. Monitor kecil penunjuk halte berjalan dengan baik. Sangat menjanjikan....sangat membanggakan bahwa akhirnya kita punya mass rapid trans yang representatif.
Dua tahun setelah itu? Rasanya saya harus kembali percaya sebuah pendapat umum bahwa bangsa kita hanya bisa membeli barang bagus dan mahal, tapi tidak bisa memelihara.
Pertama, pintu masuk cuma bisa dibuka otomatis sebelah saja. Sebelahnya itu harus didorong pakai tangan mas kondektur (apa ya istilahnya, bukan kondektur kok, kan dia ga narik uang ke penumpang...). Kedua, masih tentang pintu, banyak bagian yang sudah berkarat. Buset, keringet orang indonesia ganas-ganas kali ya. Karat itu kan pasti karena bagian tertentu dalam bus itu bekas buat nyandar tangan para penumpang? Ketiga, plafon yang sudah bulukan dan berdebu. Mungkin ga pernah tersentuh sama vacuum cleaner. Belum lagi lantainya. Kotor banget. Saya malah lupa memperhatikan monitor penunjuk halte apakah masih berjalan atau tidak karena kondisi bus penuh. Rasanya ga jalan, karena tidak terdengan suara apapun dari speaker.
Sedih banget, ya.
Ini dulu salah satu proyek mercusuar-nya Bang Yos yang sebenernya sangat bagus dan sangat berguna buat kita. Saya aja seneng banget dulu naik busway. Cepet dan murah.
Sudah ada gerakan dari para penggunanya belum, ya, atau siapapun, buat sekedar mengingatkan semua pihak akan pentingnya kelangsungan fasilitas publik ini. Mengingatkan akan pentingnya makna pemeliharaan, bukan cuma sekedar bisa membeli saja.

Rabu, 03 Juni 2009

Perang Emosi

Bangsa ini sepertinya gemar sekali terpancing emosinya oleh hal-hal yang sedang menjadi topik pembicaraan hangat.
Kasus Manohara misalnya. Sedemikian gencarnya pembicaraan mengenai dia di media massa, membuat kita seolah-olah dibutakan oleh yang namanya pemberitaan yang berimbang. Semua opini seakan diarahkan untuk membuat kita mengasihaninya, hanya karena ia adalah korban KDRT. Apalagi ini melibatkan warga negara Malaysia, yang entah kebetulan akhir-akhir ini negeri jiran ini sedang giat memprovokasi lewat insiden Ambalat yang membuat situasi disana kembali memanas.
Setiap menyangkut Malaysia, Singapura, atau AS dan sekutunya, kenapa ya kita dengan serta merta dan membabi buta langsung saja mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang jelas-jelas berbau provokasi. Gerakan untuk memboikot semua produk negara tersebut selalu muncul menyertainya. Saya sebenarnya malah berpikir, apakah tindakan-tindakan semacam ini memang perlu? Atau hanya untuk menutupi kelemahan dan kekurangan kita sebagai sebuah negara? Atau kita minder dengan negara lain sehingga kita harus teriak keras-keras buat gertak sambal dan tidak diremehkan?
Kembali ke Manohara, apakah kita pernah mencoba untuk mempelajari latar belakang kenapa ini bisa terjadi? Sejak awal kasus ini mencuat, saya sudah merasa tidak simpatik dengannya. Memang betul, penderitaannya sebagai korban KDRT, kalau ini memang benar terjadi, harus kita sesali dan prihatin. Bagaimanapun juga kekerasan, entah fisik maupun verbal terhadap orang lain, adalah pelanggaran hukum yang berat dan harus ditindak. Namun kita juga harus seimbang dalam menilai kasus ini, tidak melulu hanya melihat dari satu sisi saja. Harus diperhatikan juga sisi lainnya, dalam hal ini kenapa bisa terjadi.
Hari ini saya mendapat email dari seorang teman lama saya (Mas Edo) mengenai Manohara, yang kembali membuka mata saya bahwa segala sesuatu itu memiliki sisi lain yang seharusnya menjadi referensi kita dalam menentukan sikap. Mengenai masa lalu kelam sang ibu yang kalau di TV selalu berhasil memancing simpati banyak orang dengan tangisannya, pergaulan bebas Manohara dengan lingkungannya termasuk kisah asmaranya dengan beberapa lelaki (salah satu anggota keluarga Bakrie pernah terlibat), sampai pada kisah perkawinannya dengan sang putra mahkota Kelantan itu.
Saya memang tidak mengklarifikasi apakah cerita ini benar atau tidak, tetapi saya hanya ingat sebuah kata-kata bijak entah dari siapa yang mengatakan: setiap kisah memiliki tiga versi, versiku, versimu, dan versi kebenaran yang diam membeku.
Tidak ada yang tahu siapa yang benar, siapa yang hanya cari sensasi untuk popularitas. Yang pasti, dalam beberapa waktu kedepan, selain di infotainment, dia pasti akan muncul di sinetron, main film, atau jadi penyanyi. Dari dia yang beberapa bulan lalu hanya segelintir orang yang tahu, mendadak menjadi sangat terkenal dan muncul di semua stasiun TV serta koran. Mengalahkan kepopuleran tiga pasang kandidat capres-cawapres yang sebelum ini mendominasi pemberitaan.
Tidak pada tempatnya pemerintah memberikan porsi perhatian yang berlebihan hanya karena kebetulan dia publik figur. Perlu dipertanyakan pula apa kewarganegaraannya yang sebenarnya, karena sampai kedubes AS di Singapura ikut turun tangan. Masih banyak TKI yang justru disebut-sebut sebagai pahlawan devisa, mengalami penyiksaan jauh lebih berat daripada Manohara tapi kurang mendapat respon pemerintah. Saya khawatir, kasus ini hanya akan menjadi bensin tambahan untuk kampanye capres mendatang.

Kamis, 21 Mei 2009

Anggota Parlemen Inggris Koruptor?

Sebuah headline surat kabar di Inggris memberitakan:

"SEPARUH DARI ANGGOTA PARLEMEN INGGRIS ADALAH KORUPTOR."

Kontan saja sepanjang hari itu redaktur koran tersebut mendapat kecaman dari mana-mana terutama anggota parlemen. Bahkan bukan saja kecaman, tapi juga ancaman untuk meledakkan kantor surat kabar itu.
Maka, setelah dewan redaksi berunding dan mendengarkan saran dari Perdana Menteri Inggris, keesokan harinya mereka meralat headline kemarin dan menggantinya dengan headline baru:

"SEPARUH DARI ANGGOTA PARLEMEN INGGRIS BUKAN KORUPTOR."

Jumat, 15 Mei 2009

Bromo, the unforgetable sight

Memang harus datang sendiri untuk melihat kedasyhatan karya sang pencipta. Bila hanya melihat dari tayangan media dan mulut orang lain, tak akan bermakna apa-apa.
Akhir tahun 2008, saat libur panjang yang membuat kami berkumpul di rumah yogya, kami menyusuri ratusan kilometer dari yogya menuju lumajang, sebuah kabupaten di jawa timur dimana gunung legendaris ini berada. Dengan dua kendaraan yang dipenuhi keluarga (ga penuh-penuh amat sih, pas lah dengan daya angkut), pagi hari kami memulai perjalanan ini. Malam sudah pekat ketika kami tiba, dingin membeku menyambut kami saat membuka pintu mobil. Bbrrr... Benar-benar dingin.....
Belum lagi kami puas beristirahat dibalik selimut tebal nan kumal (tak tahulah sudah berapa lama ga dicuci bersih), jam empat dini hari pintu sudah digedor oleh pemilik penginapan, membangunkan kami karena kami harus bergegas bila tidak ingin kehilangan sunrise. Dengan tubuh menggigil, kami putuskan untuk tidak mandi dulu. Bisa mati hypotermia nanti.
Toyota Hardtop meraung-raung mendaki tajamnya tanjakan. Sekarang baru kami tahu kenapa semua kendaraan yang dipakai adalah Hardtop. Karena mobil biasa takkan mampu mengalahkan sudut elevasi yang ekstrim ini.
Tadinya kami kira sangat sedikit orang yang datang ketempat ini, karena semalam tidak banyak wisatawan yang kami jumpai di sepanjang jalan. Ternyata kami salah, karena di puncak bukit tempat pos pengamatan yang dijadikan pusat untuk menyaksikan sunrise, sudah banyak sekali pengunjung yang datang lebih dahulu untuk mengambil posisi terbaik.
Hanya saja kami kurang beruntung saat itu. Awan yang cukup tebal menghalangi pandangan saat sang mentari terbit di ufuk. Ya sudahlah, setidaknya kami sudah sampai disini. Dan ketika hari sudah semaikn terang, berbondong-bondong kami turun untuk menuju destinasi utama kami, gunung Bromo.
Tiba di plaza bawah, serombongan kuda sudah menyambut kami untuk mengantar naik keatas. Tentu saja tidak gratis, memangnya kuda cuma makan angin? Saya memilih jalan sampai ke puncak, free of charges, meskipun belakangan keputusan tersebut saya sesali. Capek coy, mana tangga mendakinya curam banget. Beneran, belum sampai setengah tangga napas saya sudah mau putus. Hanya karena tekad saja akhirnya saya bisa sampai keatas dengan kondisi sekarat....
Apa yang saya lihat? ..hmmm, ...keren.. bagus banget... unforgetable sight. Susah untuk dituliskan dan digambarkan dengan kata-kata karena kapasitas penulisan saya tidak sekelas Pramudya Ananta Toer. Benar-benar indah. Kami serasa berada di puncak dunia (hiperbola banget deh...), melihat di sekeliling kami jauh ada dibawah sana.
Gunung Bromo dikelilingi gunung-gunung lainnya seperti gunung Batok dan gunung Semeru, yang terus mengeluarkan kepulan asap menjulang tinggi. Dari sini kelihatan dekat, padahal jelas-jelas jauh.
Sesekali bau belerang yang keluar dari kawah yang terus mengepulkan asap menusuk hidung hingga harus ditutup dengan kain. Bibir kawah dipagari mencegah agar orang tidak turun kebawah, meskipun ada yang nekad. Entah bagaimana caranya, yang jelas kami melihat ada susunan batu-batu yang membentuk tulisan sebuah perkumpulan pecinta alam. Sudah pasti buatan orang kan?
Saat itu sekitar jam tujuh, dingin masih mengigit. Sweater yang saya pakai seakan tak berarti apa-apa melawan hawa, pun dengan sarung tangan dan topi ala pendaki gunung.
Enggan sekali rasanya turun kebawah, mengingat belum hilang rasa capek kami dan belum mau kehilangan momen luar biasa ini.
Bromo, well, salah satu tempat yang harus dikunjungi sebelum menutup mata.

Kamis, 14 Mei 2009

Road to four trophy

Dua sudah ditangan, yakni Piala Dunia Antar Klub dan Piala Liga. Dua lagi dalam pengejaran. Minggu ini penentuan satu trophy bisa diraih atau harus tertunda. Ya, satu poin saja lawan The Gunners di Old Trafford akan memastikan juara Liga Primer Inggris.
Tanggal 27 Mei mendatang menjadi saat yang penting karena final Liga Champions telah menanti. Barcelona, yang tampaknya lebih banyak di favoritkan, siap menghadang laju MU untuk meraih empat gelar musim ini. Meleset dari target lima gelar, karena Piala FA telah lepas saat dikandaskan Everton.
Para pemain sedang dalam kondisi on fire. Namun, lagi-lagi, isu hengkangnya CR7 kembali menyeruak setelah sempat menghilang seiring dengan pernyataannya untuk tetap bertahan di Theater of Dreams. Pemicunya adalah saat pertandingan melawan Wigan Athletics yang berakhir dengan kemenangan MU 2-0. Merasa sudah unggul dari lawannya, Sir Alex menarik Ronaldo di babak kedua dan menggantinya dengan Paul Scholes. Ini rupanya tidak menyenangkan bagi CR7 karena ia merasa sedang dalam performa yang baik. Tak ayal ia sempat bertindak kurang terpuji dengan membuang jaket yang diulurkan salah satu offisial tim.
Para pemain senior pun mengecam sikap ini. Namun sampai sekarang, belum ada pernyataan resmi dari Ronaldo terkait kasus ini termasuk isu yang kembali memanas tentang keinginannya untuk pindah ke Real Madrid.
Memang sih, kalo sudah jadi pemain top dan merasa penting serta dibutuhkan oleh tim, bisa muncul sikap semau gue. Padahal bila di ingat, sebelum dibeli MU, tak ada orang yang mengenal kemampuannya. Justru setelah berseragam Red Devils, barulah ia menjadi sosok yang fenomenal. Apakah faktor materi, karena Los Galacticos menjanjikan nilai transfer dan gaji yang luar biasa, menjadi penyebab semua ini? Menjadi pemain sepakbola memang tidak bisa selamanya, sehingga tidak bisa disalahkan bila pemain berpikir kalau selama mampu ia bisa mengeruk uang sebanyak-banyaknya, mengapa tidak?
MU, kalau memang Ronaldo akan pergi, tidak usah khawatir. Lepaskan saja, tidak ada gunanya mati-matian mempertahankan orang yang sudah tidak punya komitmen. Pasti masih banyak pemain yang bisa menggantikannya. Franc Ribery juga tidak kalah mengkilap.
Nanti kalau main di senayan lawan timnas Indonesia, eehm.., jangan pinter-pinter ya mainnya. Jangan bikin malu timnas kami. Kami ga bisa ngebayangin kalo kalian main serius, wah..., mau berapa kali kiper kami memungut bola dari gawang??

Jogja Food Map ...part 1

Di Jogja, kita ga perlu merasa khawatir cari tempat makan yang unik dan khas. Selain Bandung, Jogja adalah salah satu surga wisata kuliner. Beberapa yang khas diantaranya:
  • Gudeg. Jelas kalo mau cari yang khas, gudeglah prioritas pertama. Sentral rumah makan gudeg yang terkenal adalah di Plengkung Wijilan, dimana banyak yang buka hingga larut malam. Namun di seantero jalan di Jogja akan banyak ditemui penjual gudeg dengan berbagai variasinya. Rekomendasi: gudeg Bu Dar. Kalo pagi juga buka di depan pasar Sentul. Atau gudeg pawon di Janturan, yang buka malam hari saja.
  • Oseng-oseng mercon. Letaknya di sebelah barat RS PKU Muhammadiyah, menyajikan oseng-oseng kikil yang lebih banyak cabenya daripada kikilnya sendiri. Pedesnya luar biasa, tapi anehnya, engga bikin perut mules.
  • Brongkos Warung Ijo. Ada di ujung utara Jogja, tepatnya di bawah jembatan Tempel Sleman. Kayaknya ini pernah masuk ke acaranya Bondan Winarno yang mak nyus itu, karena ada foto dia terpampang di dinding.
  • Sate Karang Kotagede. Ini sate dari daging sapi yang ada di sebelah selatan kota Jogja. Dulu sih sempet cukup terkenal, tapi terakhir aku dan istriku kesana sekitar tahun lalu, kok rasanya udah lain. Ga seheboh dulu. Udah sepi pula.
  • Bakmi Jawa. Orang luar Jogja pasti lebih kenal dengan Bakmi Kadin. Tapi ada banyak yang juga enak menurutku, salah satunya di daerah Jalan Sultan Agung, yang kalo siang buat bengkel sepeda.
  • Gado-gado pasar Beringharjo. Butet Kertaredjasa pernah nongol di sini di acara kuliner di salah satu stasiun TV.
  • Soto Sulung. Banyak lokasinya di Jogja, salah satu yang enak ada di dalam lokasi stasiun Tugu.
  • Soto Kadipiro. Yang asli ada di jalan Godean. Enak. Lama banget udah nggak pernah kesana lagi. Hmm, kalo pulang nanti harus menyempatkan mampir nih.
  • Tahu Kupat Pak Budi. Tempatnya ada perempatan SGM.
  • Rujak es krim. Ada dimana-mana, salah satunya di halaman Puro Pakualaman.
  • Angkringan. Wah kalo ini sudah jadi salah satu trade mark kota Jogja. Engga usah disebutkan lokasinya, kalo kita jalan keluar pasti dengan mudahnya menemukan warung ini. Yang paling terkenal adalah angkringan Lek Man di sekitar stasiun Tugu.
Part 1 sampai disini dulu. Lagi mengingat-ingat tempat makan-makan lainnya yang asik dan melegenda.

Rabu, 13 Mei 2009

Murah meriah ke Bali


Cara hemat dan hebat ke Bali dengan budget kurang dari 5 juta? Gampang, tahun 2007 kami sudah melakukannya.
Pertama, belilah tiket pesawat jauh hari sebelum keberangkatan. Kami pesan sejak bulan maret 2007 untuk keberangkatan september 2007 via Air Asia (sumpah, bukan iklan, tapi memang terbukti murah). Untuk berdua pulang pergi cuma kena sekitar 1,1 jt saja.
Kedua, carilah penginapan yang murah. Ga perlu gengsi karena yang penting kan cuma buat tidur aja. Kita jauh-jauh ke Bali bukan buat ngerem di hotel kan? Ga juga perlu hotel. Kami tinggal di penginapan buat turis backpacker di Gang Poppies II di Kuta, kurang dari 2 KM dari bibir pantai. Tempatnya asik banget, namanya Taman Ayu II. Udah tempatnya sejuk, kamarnya guede, kamar mandinya juga tematis banget. Dulu cuma 80rban, tanpa AC memang. Tapi ga panas kok. Kita minoritas disana, karena 99% tamu di sekitar Gang Poppies adalah turis asing. But it's cool guys.
Ketiga, sewalah motor buat mengeksporasi Bali. Selain murah (40-50rban sehari), lebih praktis karena di sekitar Kuta-Legian lalu lintasnya padat banget. Cuma memang kalo buat jalan jauh semacam ke Bedugul atau Besakih, bikin pinggang mau rontok. Tapi nyatanya kami jalani juga. Asal tau aja, setiap hari kami jalan sekitar 200 KM!
Keempat, ringkaslah waktu kunjungan. Artinya, kalo datang di suatu lokasi wisata, ga usah lama-lama. Usahakan sehari bisa mengunjungi dua sampai tiga lokasi.
Kelima, ga usah kasih tau siapapun kalo mau ke Bali. Soalnya pasti mereka minta oleh-oleh. Kalau ga minta pun kita pasti ga enak kalo ga bawain sesuatu karena udah woro-woro. Jujur aja budget kita kemarin over karena masalah yang satu ini. Pelit ga pa pa.
Sekarang rute perjalanannya, berdasarkan yang sudah kami jalani. Hari pertama: Pantai Kuta dan Legian (ini sejajar tempatnya dan sebenernya sama aja), Pantai Sanur, Taman Ayun, Tanah Lot nonton sunset (cakep banget!!). Hari kedua: Goa Lawah, Pura Besakih, Pasar Seni Sukawati. Hari ketiga: Bedugul, Monumen Garuda Wisnu Kencana, Pura Uluwatu (kalo bisa di Uluwati menjelang sore, bisa sekalian lihat Tari Kecak, cuma 50rb).
Sayang sekali kami tidak sempat ke Kintamani, Istana Tampaksiring, Pantai Lovina, Ubud, Trunyan, Gua Gajah. Ini masih sebagian kecil dari destinasi di Bali yang layak dikunjungi. Butuh waktu seminggu kalo mau puas. Belum lagi kalau mau mengunjungi tempat-tempat yang expensive.
Impian kami adalah menuntaskan tempat yang belum kami kunjungi. Lain kali kalau sudah ada dana, pasti kami akan kembali lagi, dan akan berbagi cerita dengan teman-teman.
So, rencanakan liburan asikmu mulai sekarang.....

Tiga tahun?

Maret kemarin genap tiga tahun aku berada di suatu tempat bekerja. Well, rekor terlama selama ini, karena biasanya aku cuma perlu waktu dua tahun untuk bertahan. Ada apa ini?
Dua tahun pertama masih dalam semangat yang tinggi. Pergi pagi, pulang malam, ritme rutin yang kulalui. Setahun terakhir adalah masa-masa yang membosankan.
Dan minggu-minggu kemarin benar-benar aku, dan beberapa temanku, sudah sampai pada titik akhir. Sampai pada batas dimana bisa bertahan.
Aplikasi sistem sudah go live satu setengah tahun sejak run Agustus 2007. Tapi sampai sekarang masih jauh dari sempurna. Melihat satu data dari dua tempat yang berbeda bisa menghasilkan angka yang berbeda. Sistem yang diharapkan bisa mengurangi kerja manusia, rasanya malah menjadi menambah effort yang luar biasa. Sistem yang tadinya dibuat untuk menjadikan semuanya otomatis, malah harus dibantu dengan kerja manual.
Siapa yang harus disalahkan? Programer, manajemen, or kita lagi?
Jadi ingat tentang sebuah peraturan perusahaan: Peraturan nomor satu, atasan tidak pernah salah. Peraturan nomor dua, kalo atasan salah, lihat peraturan nomor satu.

Minggu, 10 Mei 2009

Kegagalan beruntun Ferrari

Sampai seri eropa di Catalunya tadi, Ferrari belum juga menampilkan performa yang memuaskan. Kimi yang sempat menempel ketat Heidfeld di posisi 10 (naik enam dari posisi 16 saat start) harus menerima kenyataan mundur dari race di putaran awal. Sementara harapan terakhir yang ditumpukan ke Massa juga belum menggembirakan, meski finish di posisi 6. Itupun dengan kondisi mobil yang terganggu di dua lap terakhir setelah bertarung habis-habisan dengan Vettel dan di salip Alonso.
Hamilton bahkan mencatat hasil mengecewakan dengan finish di posisi sepuluh setelah di overlap Button. Bayangkan, seorang juara dunia di overlap oleh pembalap dari tim debutan yang mobilnya miskin sponsor.
Brawn GP kembali menjadi kampiun setelah berhasil finish terdepan. Webber juga menunjukkan prestasi yang kian mengkilap dan naik podium.

Selesainya satu kerja tahunan

Akhirnya, minggu lalu adalah minggu terakhir audit lapangan dari auditor eksternal. Hampir sebulan ini sangat menyita pikiran, karena temen-temen departemen dibebani deadline oleh manajemen untuk tidak terlalu lama dalam proses audit ini. Maksimal satu bulan sudah harus keluar draft report.
Beban ini semakin bertumpuk ketika awal maret kemarin accounting manager resign, dan sampai sekarang belum juga ada penggantinya. Ruar biasa. Sehingga dua periode monthly closing ini dilakukan rame-rame sama temen-temen. tapi nyatanya bisa juga tuh, walau masih ada koreksi disana sini sama manajemen.
Tinggal sekarang nunggu hasil auditnya. Paling nanti berantem sama auditnya pas proses adjustment sama draft report. Deg degan juga karena beberapa tahun terakhir final reportnya selalu unqualified. Kalo sampai tahun ini bisa unqualified lagi, wew, tepuk tangan dong buat kita semua........
Pengin tau juga kalo ada temen-temen lain yang ngerti, sebenernya maksimal KAP mengaudit sebuah company berapa tahun berturut-turut sih? Kalo yang pernah diajarin dulu di kuliah, cuma tiga tahun berturut-turut kemudian harus ganti KAP. Masalahnya tempatku udah 4 taon pake KAP yang sama.
Need your feed back......